bintangpena.com -Ponorogo- Pemilihan Ketua Umum atau Konfercab PGRI Ponorogo tinggal menghitung hari. Sejumlah rumor pengkondisian pemilih beredar. Hal tersebut memantik reaksi pemerhati pendidikan setempat. “Kalau mau “kampanye” itu harus yang sehat. Tunjukkan visi misi dan program kerja yang bagus. Ini dunia pendidikan lho, jangan dibuat main-main,” ungkap Diono Suwito, pemerhati pendidikan di Kabupaten Ponorogo, Jumat (20/6/2025). Menurut Diono, PGRI merupakan organisasi guru terbesar yang menaungi ribuan guru di Kabupaten Ponorogo. Sedikitnya ada 8000 ASN guru yang aktif tercatat sebagai anggota. Artinya, PGRI harus menjadi organisasi yang sehat dan mampu menjadi fasilitator bagi kemajuan kualitas guru di Ponorogo. “Pemimpin organisasi ini harus mereka yang sudah teruji sebagai seorang pemimpin yang baik. Dia harus visioner, produktif dan mau berjuang untuk kepentingan organisasi,” imbuhnya. Sesuai data yang diperoleh Diono, dalam Konfercab yang dijadwalkan 25 Juni 2025 nanti akan ada tiga nama kandidat yang muncul untuk PGRI Ponorogo 1. Yakni ada Imam Syaifuddin, Kepala SMPN 2 yang juga Plt Kepala SMPN 1 Ponorogo. Kemudian ada Edy Supriyanto, Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Ponorogo dan ketiga Ruskamto, pengawas SMP yang juga pengurus PGRI Ponorogo periode 2020-2025. “Tiga kandidat ini punya track record masing-masing. Saya yakin para guru atau pemilih tahu persis rekam jejak mereka seperti apa. Maka guru harus cerdas dalam memilih,” ungkap Diono. Imam Syaifudin, kata Diono dianggap memiliki kemampuan manajerial yang bagus. Kemampuannya dalam mengelola sebuah lembaga sudah teruji. Mulai dari saat menjabat sebagai Kepala SMPN 1 Babadan, kemudian promosi menjadi Kepala SMPN 2, terpilih sebagai Ketua MKKS SMP se-Ponorogo dan saat ini merangkap sebagai Plt Kepala SMPN 1 Ponorogo. “Ini sudah terbukti bagus. Dia juga berhasil membangun lapangan tenis indor, dan juga mau mendengar masukan dari anggotanya,” paparnya. Kemudian, lanjut Diono yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia Non-Governmental Organization (NGO) bidang pendidikan itu ada nama Edy Supriyanto, yang saat ini aktif sebagai Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Ponorogo. “Ini juga personal yang bagus. Pak Edy pernah menjabat sebagai Kepala SMPN Ngrayun, yang mana saat itu dia bisa menghantarkan tenaga kependidikannya menjadi juara nasional. Sekarang dia membawahi ratusan lembaga SD, ini kemampuan manajerialnya juga bagus. Orangnya juga luwes tetapi tetap tegas. Dulu juga pernah masuk di organisasi PGRI, jadi tahu persis kondisi internalnya seperti apa, jadi dia harus siap membawa PGRI ke arah lebih baik,” terangnya. Sedangkan rekam jejak kandidat terakhir yakni Ruskamto, imbuh Diono juga sudah tercatat sebagai mantan Kepala SMPN 5 Ponorogo. Dan juga pernah menjadi pengurus PGRI periode sebelumnya. “Saat masih jadi Kepala SMPN 5, dia kan juga pengurus PGRI saat itu dia jual kalender dengan harga lumayan mahal. Katanya untuk melengkapi kebutuhan Gedung PGRI,” katanya. Terkait kiprah PGRI selama ini, Diono berpendapat organisasi tersebut belum mampu memberikan layanan optimal bagi para anggotanya. Selama ini PGRI dianggap masih jalan ditempat. Itu ditandai dengan tidak adanya progres dapodik bagi ribuan guru honorer yang seharusnya menjadi pendampingan mereka. “Ada ribuan guru honorer yang belum masuk dapodik. Perjuangannya apa untuk mereka,” kata Diono. PGRI, kata Diono harus dipimpin oleh orang yang kompeten. Siapapun yang terpilih harus mau bekerja keras, serta berjuang demi perbaikan pendidikan di Kabupaten Ponorogo. Harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta harus dikelola dengan sehat dan baik. “Semua kita serahkan kepada pemilih. Guru harus cerdas, guru harus bergerak dan kompak. Pilih pimpinan yang kredibel, yang mau berjuang demi kepentingan pendidikan khususnya para guru,” tegasnya. (daz) Post navigation Meriah, Puncak HUT ke-118, SDN 1 Mangkujayan Ponorogo Gelar Jalan Sehat