bintangpena.com-Ponorogo- Ribuan jamaah padati komplek SMPN 5 Ponorogo di Jalan Dr. Soetomo, Rabu (28/8/2024). Mereka dengan antusias menyimak tausiyah K.H. Ja’far Shiddiq Albadawy yang bertemakan “Pancarkan Ukhuwah Islamiyah Menuju Pribadi yang Unggul.” Kegiatan yang menjadi puncak peringatan HUT ke-68 SMPN 5 Ponorogo itu sengaja mengambil tema tentang pentingnya menjalin silaturahmi antar sesama umat muslim. Karena melalui ukhuwah islamiyah akan mampu menumbuhkan rasa memiliki, menghargai serta menyayangi sesama. “Karena ini di lingkungan pendidikan maka hormati gurumu, serta saling menghargai sesama teman. Kedepan SMPN 5 semakin sukses dalam mencetak generasi pemimpin yang amanah, semakin maju dan terus bermanfaat bagi negara,” tuturnya. INOVATIF : Kepala SMPN 5 Ponorogo, Mulyono saat sambutan di acara pengajian umum, Rabu (28/8/2024). Selain itu, kyai yang merupakan pimpinan Ponpes Sendang Drajat Kecamatan Jambon itu juga berpesan agar para guru tetap ikhlas dalam mendidik para siswa. Tetap memberikan wejangan serta pembinaan berdasarkan niat karena Allah SWT. “Guru niatono mengamalkan ilmu. Ora sekolah umum ora pondok pesantren, siswa e mesti karakter e macem-macem. Dadi mengajar aku diniatkan karena Allah SWT, ben atimu ora lara,” katanya. Disela tausiyah, grup hadrah Bolo Wonorosetho tampil nyentrik dengan salawatan menggunakan iringan musik gamelan. Tampil pula salah seorang penari sufi, yang terlihat khusyu menghibur jamaah. Selain siswa, wali murid jamaah juga berasal dari masyarakat umum. NYENTRIK : Salah seorang penari sufi saat tampil didepan ribuan jamaah. Kepala SMPN 5 Ponorogo, Mulyono mengatakan pengajian umum kali ini merupakan gong dari seluruh rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-68 di tahun 2024. Melalui acara tersebut ia berharap agar para siswa, guru dan seluruh sivitas SMPN 5 Ponorogo lebih termotivasi dalam menumbuhkembangkan pendidikan karakter yang baik di sekolah. “Dari hasil simulasi yang kami laksanakan, ternyata masih banyak siswa kita yang minim pendidikan karakternya. Sehingga kami ingin memperbaiki kondisi ini dengan program-program religius di sekolah,” terangnya. ANTUSIAS : Ribuan jamaah terdiri dari siswa, wali murid dan masyarakat umum saat mengikuti pengajian. Program keagamaan yang dimaksud Mulyono diantaranya kegiatan mengaji dan hafalan surat pendek sebelum proses pembelajaran dimulai. Kemudian setiap Selasa, Rabu dan Kamis ada program mengaji dengan metode UMMI. “Harapan kami metode ini bisa dirasakan semua peserta didik. Karena metode ini merupakan pondasi pendidikan bagi siswa dalam mengimbangi gempuran kemajuan teknologi yang tidak semuanya positif,” paparnya. Tentu saja, lanjut Mulyono program itu sangat sesuai dengan penerapan kurikulum merdeka saat ini. Sejak dini, dia ingin menanamkan predikat baik bagi seluruh peserta didik. “Lha ini butuh tahapan. Pendidikan ini tugas semua elemen. Bagi orang tua di rumah saya titip tentang pendidikan karakter ini agar betul-betul diterapkan,” terangnya. (daz) Post navigation Tanamkan Nilai Kebangsaan, Ribuan Anak TK Ikuti Karnaval Budaya Bhineka Tunggal Ika 2024 Momen HUT ke-64, SMPN 2 Ponorogo Ukir Generasi Berprestasi dengan Bangun Adijiwa, Adibudaya, dan Adikarya