bintangpena.com -Ponorogo- Kebijakan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko terkait penerapan one way direspon positif kalangan akademisi. Salah satunya Yusuf Harsono, Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Menurut Yusuf langkah bupati sudah benar, jika ingin menaikkan status Ponorogo sebagai kota sedang. “Kebijakan one way ini sebenarnya sudah tepat. Kalau tidak dilakukan Ponorogo akan tetap menjadi kota kecil. Ndak maju-maju,” ungkapnya saat ditemui awak media Kamis, (25/4/2024). Menurut Yusuf yang juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMPO itu, entah siapapun pemimpinnya kebijakan one way tetap harus dilakukan. Selain menumbuhkan geliat ekonomi, langkah itu juga bisa menjadi solusi bagi tingginya volume kendaraan saat ini. “Mobilitas masyarakat saat ini sangat tinggi. One way tetap harus dilakukan. Tetapi dengan syarat tertentu yang menyertai. Tidak bisa terburu-buru,” katanya. KEMBALI DUA ARAH : Suasana Jalan Sultan Agung saat kondisi one way atau satu jalur. Syarat yang dimaksud Yusuf diantaranya infrastruktur jalan harus lengkap. Khususnya terkait kesiapan rambu lalu lintas yang harus dipasang di jalur one way. Mulai dari speed bump atau polisi tidur, barrier atau penghalang serta rambu lainnya. Selain itu, waktu sosialisasi juga bisa diberlakukan dalam waktu yang cukup. “Karena terlalu mendadak mungkin masyarakat syok ya. Tapi tidak apa-apa, kebijakan baru itu pasti menuai pro kontra,” imbuhnya. Terkait penolakan dari sejumlah elemen masyarakat, Yusuf yang juga salah seorang pengurus Yayasan Reog di Ponorogo tersebut menyampaikan jika hal itu bersifat alami. Sebuah kebijakan baru pasti akan menuai pro kontra. Namun menurutnya kebijakan ini harus dilakukan untuk kemajuan Ponorogo entah siapapun pemimpinnya nanti. “Apalagi sekarang ini tahun politik. Sedikit-sedikit gaduh. Dan itu memang bisa difahami, semua bisa jadi bahan (gaduh.red),” tuturnya. Kegaduhan itu, lanjut Yusuf hanya akan bersifat sementara. Masyarakat sebenarnya tetap akan menyesuaikan kebijakan baru. Mereka akan mulai terbiasa dengan peraturan tersebut. Masyarakat Ponorogo bisa belajar dari Kota Madiun, yang saat ini sudah banyak diterapkan jalur one way di kota tersebut. “Lama-lama masyarakat juga akan terbiasa. Karena ini juga untuk kemajuan ekonomi,” imbuhnya. Terkait keluhan sejumlah pelaku UMKM, akademisi seneor itu menyebut jika hal ini wajar dan harus disikapi dengan kreatif oleh para pedagang. Selama ini menurut Yusuf banyak pelaku UMKM khususnya pedagang kaki lima yang bertahan justru bukan dari lokal Ponorogo. Melainkan Solo, Lamongan maupun Bandung. “Perputaran ekonomi kita itu luar biasa. Tidak hanya ratusan miliar, tetapi sudah tembus dua triliun setiap tahunnya. Ini harus dimanfaatkan agar kita menjadi kota yang maju,” jelasnya. Merespon kebijakan Bupati yang mengembalikan Jalan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan menjadi dua arah kembali Yusuf menilai hal itu sepenuhnya merupakan kebijakan bupati. Itu bisa dilakukan dengan catatan pemerintah nanti tetap memberlakukan one way sembari menyiapkan infrastruktur. “Siapapun bupatinya yang menerapkan one way, pasti akan terjadi gaduh. Jadi kebijakan ini dilakukan sekarang atau nanti, akan sama saja reaksinya,” tegasnya. (daz) Post navigation Dahulukan Aspirasi Rakyat, Bupati Ponorogo Kembalikan Fungsi Jalan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan jadi Dua Arah Salut, Prof. Evi Muafiah Respon Kebijakan Bupati Ponorogo Kembalikan Jalur Dua Arah