Film : Step-step Editing Film

Sumber Foto: Premiumbeat.com

Dari berbagai sumber yang saya baca dan saya simpulkan, bahwa Pasca Produksi (Post-Production) secara simpel adalah bagian dari proses Pembuatan Film, Video, Iklan Video, Fotografi atau Karya Digital lainnya yang dikerjakan setelah proses perekaman visual. 

Dalam konteks film bisa kita sederhanakan lagi: Pasca Produksi adalah kegiatan yang dilakukan setelah Pra-Produksi dan Produksi.

Pasca Produksi dalam Design Produksi Film lebih baik digarap sedetail mungkin, scene by scene. Butuh kerjasama antara Sutradara, Produser dan Editor, termasuk animator (jika dibutuhkan). Ini untuk mengantisipasi jika ada kekurangan bahan dalam proses editing. Mengapa? Karena jika ada kekurangan dalam proses produksi (Shooting) ketika telah masuk proses editing, akan berakibat pengulangan atau penambahan shooting scene. Ini akan menambah pembiayaan dan penambahan waktu, sehingga bisa dikatakan produksi film tidak efektif dan efisien. Maka idealnya, dalam produksi film, editor ikut mengawal sejak proses Pra-Produksi sampai dengan Produksi (Shooting). 

Tugas editor adalah menyusun Edit Decision List (EDL). Tugas ini berat dalam dunia film. Karena finalisasi film yang akan menentukan film itu bisa ‘hidup’ atau tak punya makna apa-apa, adalah seorang editor.

Editor akan membaca naskah film kita dan akan menterjemahkan dalam teknis editing. Dibutuhkan keahlian multi talenta untuk menjadi seorang editor. Seorang editor mesti faham alur naskah, dan bisa memilih atau memberi pertimbangan-pertimbangan baik teknis maupun tematik kepada sutradara untuk mendapatkan film yang baik dan menarik. Editor juga harus faham dengan bahasa simbol yang muncul dalam naskah film. Bahasa mana yang perlu ditegaskan/tonjolkan dan bahasa simbol mana yang tidak perlu ditekankan. Editor juga harus membuka ruang diskusi dan memberikan saran yang baik pada sutradara, DOP, sound director, animator, atau bagian lain untuk mencapai visualisasi film yang diinginkan.

Point-point penting dalam Proses editing dalam Pasca Produksi adalah:

  1. Memilih Format File Editing

Era digital dengan perkembangan softwareediting sangat memudahkan teknik editing. Untuk mengantisipasi jumping visualisasi film, sangat dibutuhkan keseragaman format digitalnya. Oleh karena itu harus ditentukan sejak awal. Telah tersedia software editor film yang banyak beredar; ada Adobe Premiere Pro, Adobe After Effects, Imovie, HitFilm 3 Pro, dan lain sebagainya. Biasa kita pelajari tutorialnya di youtube.

  1. Rough Cut 

Roughcut dalam film biasa dimaknai sebagai penggabungan gambar (visual) dari scene-scene sesuai dengan naskah dan yang telah direkam dalam proses produksi film. Setelah melakukan diskusi dengan sutradara tentang visualisasi gambar, transisi-transisi antar gambar, dan lain-lain, maka akan dicapai visualisasi terbaik yang biasa disebut picture lock (mengunci gambar).

Menurut hematku, roughcut lebih baik mulai dilakukan pada waktu produksi. Jadi, ketika tim produksi melakukan pengambilan gambar, tim editor juga melakukan pemindahan file dan langsung di-roughcut. Ini untuk mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian antara naskah dengan realitas pengambilan gambar. Maka dengan melihat roughcut akan bisa diambil keputusan gambar mana yang akan diambil. Atau ada perubahan-perubahan angle pengambilan gambar atau keputusan-keputusan lain.

  1. Answer Print

Answer Print adalah draft yang dibuat oleh editor dan dilakukan setelah editing sampai pada picture lock. Editor bersama sound director dan sutradara memproses draft tersebut sampai pada sound lock. Pada tahap ini gambar dan suara telah terkunci.

  1. ADR (Automatic Dialogue Replacement)

ADR merupakan penebalan/pengganti dialog pada dialog-dialog yang kurang jelas yang dilakukan oleh aktor/aktris. Kadangkala ketika kitamelakukan shooting tidak sempat untuk menge-check secara baik. Maka ketika kita check dialognya dan hasilnya kurang memuaskan, bisa di-replace dengan suara yang baru oleh talent.

5. Foley

Foley merupakan proses menambahkan sound effect pada film. Misalnya, membutuhkan suara daun pintu yang sedang membuka/menutup, suara kaki berjalan, suara air yang tumpah, dan lain sebagainya. Di Amerika foley ini digarap secara serius. Lha di Indonesia?

  1. Secure Music

Dalam dunia film, ideal dan amannya menggunakan musik yang baru. Bukan musik-musik yang telah ada. Maka dibutuhkan seorang komposer musik untuk membuat musik khusus untuk film kita. Seorang music director dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan kemauan sutradara. Nah, hasil dari penciptaan musik itu kemudian di diskusikan dengan sutradara, dan DOP, yang kemduan menghasilkan ilustrasi musik yang keren!

7. Mixing

Aku memaknai mixing sebagai penggabungan beberapa unsur dari jenis suara yang telah kita punya, dialog, ADR (Automatic Dialogue Replacement), sound effect, dan musik, untuk mendapatkan suara yang lebih menyatu dan harmoni.

  1. Editing Film dengan Music & Effect, tanpa Dialog 

Untuk film yang mempunyai orientasi penjualan ke luar negeri, adakalanya buyer hanya membutuhkan film visual dengan musik dan efek saja, tanpa dialog. Karena akan di-dubbing sendiri oleh buyers itu sendiri.

  1. Credit Title

Pengisian Credit Title biasanya beberapa posisi penting ada di depan; misalnya produser, sutradara, DOP, Penulis Naskah, Aktor utama. Selebihnya ada di belakang film.

1o. Penandaan Naskah Dialog (Dialogue Script)

Penandaan naskah dialog digunakan untuk memudahkan dubber di negara lain agar mudah mengisi suara dubbing dalam film yang kita buat. Maka dibutuhkan tanda-tanda (kode) dalam naskah dialog.

  1. Membuat Trailer

Dari sekian gambar yang telah di-edit, editor bertugas membuat trailer, sekitar 90-120 detik. Trailer merupakan gabungan dari beberapa gambar yang kita pilih dan terbaik untuk menarik penonton. Sebaiknya gambar yang dipilih bisa membuat stimulasi publik untuk menonton film kita.

  1. Mastering

Mastering merupakan pembuatan master film yang tersusun dari beberapa unsur film yang telah di-mixing; gambar (picture), dialog, sound effects, dan musik.

  1. DCP (Digital Cinema Package)

Untuk film komersial, dibutuhkan media yang disebut DCP (Digital Cinema Package) untuk proses pemutaran di bioskop.

Itulah beberapa point step yang dilakukan oleh editor. Pada dasarnya bukan harga mati. Artinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan film itu sendiri. Biasanya point-point itu yang dilakukan oleh editor-editor film komersial dan idealnya memang lengkap seperti point di atas. *** (NM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page