bintangpena.com -Ponorogo- Upaya SMPN 2 Balong Ponorogo mengukuhkan diri sebagai sekolah Adiwiyata tingkat nasional akhirnya terjawab sudah. Mengusung inovasi pengolahan sampah plastik ecobrick, lembaga itu berhasil menyabet predikat membanggakan dengan menerima penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2024. Penghargaan itu diserahkan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 di Taman Hayati Wengker, Rabu (5/6/2024). INOVATIF: Kepala SMPN 2 Balong, Himawan Setyono saat berfoto dengan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di sela kunjungan stan pameran Puncak Peringatan Hari Lingkungan Sedunia di Taman Hayati Wengker, Rabu (5/6/2024). Kepala SMPN 2 Balong, Himawan Setyono mengatakan proses tahapan predikat itu tidaklah mudah. Untuk bisa menyandang status sekolah Adiwiyata Nasional maka sekolah terlebih dahulu meraih Adiwiyata tingkat kabupaten, kemudian provinsi dan terakhir nasional. “Setiap tahapan memiliki tantangan dan standar berbeda. Kami harus memiliki sekolah binaan yang mana harus kami dampingi di setiap prosesnya,” terangnya usai menerima penghargaan tersebut. Pada tahapan kali ini, lanjut Himawan sekolahnya menawarkan inovasi visioner dengan mengembangkan program ecobrick sebagai solusi pengolahan sampah plastik. “Kami mendampingi seluruh siswa dan waega sekolah untuk disiplin dan konsisten dalam mengimplementaiskan program ini. Baik di lingkungan sekolah maupun di rumah,” tuturnya. JUARA : Kepala SMPN 2 Balong dan tim serta siswa berprestasi saat berfoto bersama Kadindik Ponorogo, Nurhadi Hanuri. Secara berkala, lanjut Himawan para siswa rutin memasukkan sampah plastik mulai dari bungkus permen, snack maupun kantung plastik kedalam botol mineral kosong hingga penuh. Selanjutnya bohol-botol tersebut disusun sedemikian rupa berbentuk benda yang diinginkan. Seperti kursi, meja, pagar maupun lainnya. “Alhamdulilah para siswa sangat antusias. Dan ini mengajarkan kepada siswa betapa pentingnya menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik,” paparnya. Berbeda dengan sebelumnya, kata Himawan sistem penilaian tahun ini memanfaatkan aplikasi online. Beruntung, seluruh kegiatan sudah di dokumentasikan dan tinggal mengirimkan berkas via online kepada panitia pusat. “Sekolah kami sudah berstatus Adiwiyata provinsi itu pada 2016. Dan oleh pak Kadindik (Nurhadi Hanuri,red) saya dimjhta lanjut. Ya hanya siap saja. Saya di SMPN 2 Balong sudah 2 tahun, jadi tinggal meneruskan dan memoles apa yang sudah ada,” paparnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo, Nurhadi Hanuri menyampaikan rasa bangganya kepada sekolah peraih Adiwiyata khususnya SMPN 2 Balong yang sudah berpredikat nasional. “Adiwiyata ini adalah salah satu wujud nyata pendidikan karakter bagi siswa. Ini luar biasa dan harus dikembangkan. Ini hang akan menjadi modal utama mereka dalam berkehidupan nanti,” terangnya. (daz) Post navigation Optimalkan Kondisi Alam, jadi Modal Utama SMPN 3 Ngrayun Ponorogo Raih Adiwiyata tingkat Kabupaten Peringati HAN 2024, Bupati Ponorogo Jangan Ada Perundungan Anak