bintangpena.com -Ponorogo- Bangsa Indonesia merupakan negara yang dibentuk atas dasar keberagamaan. Karena itu, moderasi beragama sangat dibutuhkan dalam menjaga toleransi antar umat. Hak itu disampaikan Kepala Kantor Kemenag Ponorogo, H. Moh. Nurul Huda saat menutup kegiatan Pondok Ramadhan di MAN 2 Ponorogo, Sabtu (1/4/2023).

Moh. Nurul Huda menuturkan moderasi beragama merupakan upaya menekan dan mengurangi segala bentuk kekerasan dalam menerapkan tata cara atau perilaku beragama. Huda mencontohkan, saat ini marak terjadi kefantikan dalam beragama namun justru akan memecah belah kerukunan umat.

“Padahal agama apapun itu mengajarkan kedamaian. Apalagi Islam, Islam mengajarkan tepa selira, saling menyayangi dan menghormati. Tidak untuk kekerasan,” katanya.

ANTUSIAS : Kepala MAN 2 Ponorogo, Tarib saat sambutan dalam kegiatan penutupan Pondok Ramadhan 1444 H/2023, Sabtu (1/4/2023).

Huda menyebut, ada sekelompok orang misalnya yang memberikan iming-iming akan mencukupi kebutuhan ekonomi umat lain tapi dengan syarat. Yakni ikut berperang ke negara-negara yang mengatasnamakan berjuang untuk agama.

Menurut Huda, fanatik beragama boleh akan tetapi tidak dengan mengganggu kepentingan umat lain. Apalagi saudara seagama. Sikap saling menghargai dan menghormati agama orang lain, harus diterapkan dalam menjaga keutuhan negara.

“Kita ini tumbuh dan hidup di dalam Satu negara yang beraneka rupa, bahasa, suku, termasuk agama. Maka kita harus mengutamakan negara dan agama, secara seimbang. Tidak boleh hanya satu bagian yang diutamakan,” paparnya.

Pria yang menyelesaikan studi S3 nya di IAIN Tulungagung itu, menyebut ada sembilan kata kunci moderasi beragama. Meliputi kemanusiaan, kemasyarakatan umat, adil, berimbang, taat konsitusi, kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penghormatan kepada negara.

Dalam kesempatan itu, Huda juga berdialog dengan sejumlah siswa dalam menyikapi moderasi beragama saat ini. Ratusan siswa dan juga seluruh sivitas MAN 2 Ponorogo, terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

KOMPAK : Para guru membaur dengan siswa saat kegiatan penutupan Pondok Ramadhan 1444 H/2023.

Kepala MAN 2 Tarib menambahkan moderasi beragama sudah lama diterapkan di madrasah tersebut. Karena sebagai lembaga pendidikan, MAN 2 saat ini mendidik banyak siswa dengan latar belakang berbeda. Ada yang berasal dari kalangan nahdliyin, ada juga yang dari Muhammadiyah.

“Jadi kebersamaan dan kerukunan dalam beragama tetap kita junjung tinggi. MAN 2 ini milik bersama, tidak hanya untuk ini atau itu. Selain Ponorogo, MAN 2 kita ini juga sudah dikenal masyarakat Jawa Tengah. Banyak dari mereka yang menuntut ilmu disini,” paparnya.

Selain karena memang berkualitas baik akademik dan non akademik, MAN 2 Ponorogo sudah menjadi sekolah rujukan dalam segala aspek. Bahkan, kali ini lembaga tersebut akan melebarkan sayap melalui program kerja sama pendidikan luar negeri.

“Kami terus meningkatkan kualitas peserta didik, maupun guru. Agar mampu menjawab tantangan perkembangan pendidikan saat ini,” terangnya.

Peningkatan kualitas pendidikan, lanjut Tarib salah satunya dengan melaksanakan Pondok Ramadhan 1444 H/2023. Yakni mulai 27 hingga 31 Maret, ditambah 1 April 2023. Sebanyak 400 lebih siswa kelas X dan XI mengikuti kegiatan tersebut.

Beberapa materi keagamaan, menjadi pilihan untuk bahan ajar selama Pondok Ramadhan. Seperti memperdalam bacaan kitab kuning, belajar tentang salat jenazah, serta ilmu fiqih.

Dalam acara penutupan yang digelar di GOR madrasah itu, hadir pula mantan Kepala MAN 2, Nasta’in yang kini menjabat sebagai Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Ponorogo serta ketua komite madrasah. (daz)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page