bintangpena.com -Ponorogo- Bulan Ramadhan 1444 H/2023 M kali ini, dimanfaatkan serius sivitas akademika SMAN 2 Ponorogo dalam meningkatkan Iman dan Taqwa (IMTAQ). Yakni dengan menggelar Pesantren Ramadhan, yang menghadirkan pemateri dari Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) dan Al-Iman Ponorogo. Kepala SMAN 2 Ponorogo, Mursid mengatakan program Pesantren Ramadhan dilaksanakan selama enam hari. Tiga hari pertama, untuk peserta didik putra dan tiga hari kedua untuk putri. Kegiatan berlangsung pada 27 sampai 31 Maret dan 1 April 2023. Dilanjut 3 hingga 12 April, akan ada kegiatan berbuka dan salat tarawih bersama seluruh sivitas akademika SMAN 2 Ponorogo. “Seluruh siswa sebanyak 1.060 ikut dalam kegiatan ini. Mereka nantinya akan menginap satu malam, untuk kegiatan salat berjamaah dan juga tarawih,” katanya Senin (27/3/2023). Khusus siswa putra, lanjut Mursid terbagi menjadi 12 kelompok dengan masing-masing ada 31 anak. Sedangkan untuk putri, terbagi menjadi 22 kelompok dengan masing-masing peserta 29 sampai 30 anak. Setiap kelompok akan ada satu pemateri. “Para ustadz dan ustadzah dari pondok pesantren ini, akan merefresh kemampuan anak-anak dalam belajar ilmu agama yang sebelumnya sudah kami berikan. Tujuannya agar rasa iman dan taqwa peserta didik, semakin terasah dan kuat,” imbuhnya. SINERGIS : Kepala SMAN 2 Ponorogo, Mursid (enam dari kanan) berfoto bersama belasan ustadz asal UNIDA Gontor, Rabu (29/3/2023). Kemudian, lanjut pria yang pernah bertugas sebagai Kepala SMAN Balong itu melalui kegiatan kali ini peserta didik akan menerima wawasan keagamaan yang baru dari para ahlinya. Sehingga diharapkan nantinya, mereka akan mampu menyerap nilai-nilai dari pentingnya momen ibadah puasa Ramadhan. “Ada dua aspek nilai yang bisa diserap, sekaligus Implementasikan setelah bukan Ramadhan usai. Yakni aspek spiritual dan sosial yang diharapkan akan lebih meningkat,” terangnya. Aspek spiritual, kata Mursid berupa keimanan dan ketaqwaan siswa lebih kuat. Disiplin, tanggung jawab serta motivasi belajar agama juga menjadi lebih baik. Sedangkan untuk aspek sosial, melalui ibadah puasa siswa bisa lebih berempati pada kondisi masyarakat yang saat ini masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar berupa pangan mereka. “Dengan berpuasa siswa akan menjadi tahu, rasa menahan lapar dan haus itu seperti apa. Karena diluar sana, tidak semua seberuntung kita yang mau makan apa tinggal ambil,” paparnya. Pesantren Ramadhan, lanjut Mursid juga merupakan program implementasi kurikulum merdeka belajar. Yang notabennya, menjadi salah satu pembetukan profil pelajar Pancasila. Selain momen Ramadhan, program penguatan karakter juga sudah dilakukan melalui berbagai program. Seperti Jumat Kalbu, Jumat Sehat, Jumat Bersih dan Jumat Literasi. Biasanya program ini dilaksanakan rutin secara bergantian selama masing-masing 40 menit. “Ada juga 15 menit sebelum KBM berlangsung, siswa ada kegiatan literasi. Yakni membaca Al-Quran. Juga ada khataman setiap Selasa Pon atau 35 hari sekali,” ujarnya. Tidak hanya itu, implementasi lainnya juga dilaksanakan rutin selama satu tahun. Seperti Smada Music Festival (SMF), untuk tingkat SD – SMA. Kemudian, kompetisi bidang sosial, sains, dan sastra (Soscientra) meliputi bidang IPS, IPA, Matematika, esai, geguritan dan story telling tingkat SMP/Mts. Ada juga Smada Futsal Championship (SFC) tingkat SMP/MTs, SMA/SMK, Smada Couch Competition (SCC), yakni lomba Pramuka tingkat Siaga dan Penggalang, dan Smada Islamic Festival (SIF) tingkat SMP/MTs. “Semua kompetisi itu kami laksanakan untuk umum, untuk wilayah eks Karesidenan Madiun,” tutupnya. (daz) Post navigation Fokus Cetak Generasi Emas di 2045, SMPN 1 Ponorogo Getol Mantapkan Pendidikan Agama di Bulan Ramadhan Mantabkan Pendidikan Karakter, SMPN 2 Ponorogo Rutin Laksanakan Kajian Keagamaan selama Ramadhan 1444 H/2023 M