bintangpena.com-Ponorogo- Langkah cepat diambil Pemkab Ponorogo dalam menyikapi kondisi warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo. Minggu depan, pemerintah akan membuka lahan seluas 12 hektare di hutan produktif milik Perhutani untuk pembangunan hunian sementara (Huntara). Tepatnya di Lungur Mojo, petak 143 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, usai memimpin rapat koordinasi lintas sektor terkait relokasi tersebut mengatakan terpilihnya Lungur Mojo sebagai bentuk akomodir permintaan warga. Karena sebelumnya, pemerintah berencana akan merelokasi ke titik yang lebih aman yakni di Lumur Jati, petak 149 berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi bencana.

“Pertama ini pemerintah mengakomodir keinginan masyarakat. Dan tentu saja tetap tidak meninggalkan kajian teknis, serta ekonomi dan mekanisme hukumnya. Hari ini, semua kami undang untuk berdiskusi dan sudah disepakati akan dibangun hunian sementara. Karena yang terpenting warga ini, aman dulu. Kasihan kalau lama-lama di pengungsian,” ungkapnya, Senin (6/3/2023).

Sesuai alasan warga, kata Kang Giri pemilihan titik Lungur Mojo karena lokasi tersebut dianggap lebih dekat dengan lingkungan sebelumnya. Yakni berjarak sekitar satu kilometer. Sehingga, masyarakat setempat bisa beraktivitas seperti biasa tanpa terkendala jarak tempuh. Ada yang berkebun, beternak, bertani dibawah pohon tegakan, merumput, hingga bekerja sebagai buruh nderes getah pinus.

“Warga memandang titik ini aman. Lokasinya ada di atas pemukiman, yang saat ini terjadi tanah gerak,” imbuhnya.

Karena bersifat sementara, lanjut Kang Giri hunian tersebut boleh dihuni maksimal 20 tahun. Terkait status tanah, Kang Giri masih akan berdiskusi dengan pihak-pihak terkait. Khususnya, tentang Program Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH).

“Sembari proses membangun, nanti akan kami coba urus PPTKH-nya. Yang terpenting ada kenyamanan bagi warga terdampak,” tuturnya.

MENUNGGU : Imam Suwaji, warga terdampak asal RT 01/01 Dukuh Sumber, Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo usai koordinasi bersama Bupati pada Senin (6/3/2023).

Imam Sunaji, salah seorang perwakilan warga yang hadir dalam kegiatan tersebut menuturkan warga dan pemerintah sudah sepakat. Yakni memilih Lungur Mojo, dari empat pilihan yang diberikan.

“Lokasinya tidak di bukit. Dan tanahnya itu banyak bebatuan. Jadi besar kemungkinan tidak akan ada tanah gerak lagi,” ujarnya.

Imam bersama 43 KK lainnya, saat ini sedang menunggu pembangunan relokasi tersebut. Sehingga bisa berkumpul kembali dengan keluarga di tempat yang lebih aman.

“Untuk kebutuhan setiap hari sudah terpenuhi. Ini tinggal menunggu proses pembangunan,” ujarnya.

Pun dia berharap agar lahan yang akan ditempati warga tersebut, nantinya akan menajdi hak milik. Mengingat, dia sudah kehilangan rumah dan kandang ditaksir mencapai Rp 400 juta. Saat ini, rumah tanah itu tidak bisa ditempati karena ambles hingga 1,5 meter.

“Pas dibawah teras rumah. Hanya selisih 20 sentimeter. Kalau ditotal ada Rp 400 jutaan. Bangunannya tingkat, dan ada juga satu rumah lainnya,” tegasnya. (daz)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page