bintangpena.com -Ponorogo- Akibat hujan yang terus menerus di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo memicu terjadinya tanah gerak. Akibatnya, puluhan rumah warga retak bahkan ada bangunan yang rubuh. Terbaru, badan jembatan di Dukuh Gondang ambrol. Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Henry Indrawardana mengatakan tanah retak mulai terjadi pada Minggu (26/2/2023). Awalnya, hanya selebar lima sentimeter. Karena khawatir, sebanyak 29 Kepala Keluarga (KK) dengan cacah jiwa mencapai 96 orang mengungsi di kantor balai desa lama. “Sejak menerima laporan petugas, kami langsung menerjunkan tim tanggap darurat. Hingga saat ini tim masih standby di lokasi,” ungkapnya, Selasa (28/2/2023). Setiap hari, lanjut Henry retakan yang menyebar di sejumlah titik di Desa Tumpuk tersebut terus bertambah. Terakhir, lebar retakan mencapai 25 sentimeter bahkan ada yang ambles hingga setinggi lutut. Selain pukuhan rumah warga terdampak, jembatan di jalan poros desa tersebut juga ambrol. Meski harus berhati-hati, jembatan masih bisa dilalui. “Kami belum menghitung jumlah kerugian. Sementara masij fokus pada penanganan warga terdampak, dan mitigasi lokasi tanah gerak,” paparnya. BERTAHAN : Puluhan warga terdampak tanah retak Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, saat mengungsi di kantor balai desa lama, Selasa (28/2/2023). Terkait total pengungsi, imbuh Henry ada 139 jiwa dari 43 KK terdampak. Yakni, terdiri dari 12 anak usia 0 sampai 10 tahun. Kemudian, 100 jiwa usia 11-60 tahun, dan sisanya yakni berusia lebih dari 60 tahun. Selain ada dua penyandang disabilitas, juga terdapat tiga orang ibu hamil. “Seluruh upaya bantuan sudah kami laksanakan. Mulai dari kesehatan, logistik hingga proses evakuasi. Secara umum kondisi pengungsi sehat, dan kebutuhan mendesak sementara adalah air mineral dan jaringan internet untuk kebuthhan komunikasi,” terangnya. Camat Sawoo, Bambang Windhu menambahkan kondisi tanah gerak memang sering terjadi di Kecamatan Sawoo. Namun, kondisi terparah baru terjadi pada musim penghujan kali ini. “Tanahnya bergerak terus. Dan intensitas hujan tinggi, jadi memperburuk kondisi tanah,” ujarnya. Bersama instansi terkait, dan juga relawan Bambang terus memantau perkembangan warganya yang terdampak. Penyediaan dapur umum dari pemerintah, juga sangat membantu warga di pengungsian. Mengingat, saat ini warga terdampak belum bisa melakukan aktivitas di rumah masing-masing. “Sampai kapan warga akan berada di pengungsian, ya sampai semua dinyatakan aman. Karena kondisinya ini berkaitan dengan alam, yang tidak bisa kami prediksi,” tegasnya. (daz) Post navigation PC Ponorogo Bangun Gedung Khidmat Berlantai Tiga, jadi Kado Satu Abad NU Gelontorkan Rp 30 Miliar, Gubernur Kagum Proyeksi Monumen Reog Ponorogo