bintangpena.com -Ponorogo- Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Ponorogo dua hari terakhir, membuat sejumlah wilayah tergenang banjir. Tanpa kecuali Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 6, Desa Paju Kecamatan Kota.

Kepala MIN 6, Agus Prawoto menuturkan banjir terjadi sejak Selasa (14/2/2023) dini hari. Sekira pukul 23.00. Pihaknya mendapat kabar dari salah seorang guru yang rumahnya tidak jauh dari madrasah. Awalnya, banjir baru sebatas lutut dan mulai naik hingga sepaha orang dewasa pada dini hari.

“Sampai pukul 07.00 WIB, air masih sebatas paha. Dan kami kerahkan seluruh guru untuk mengamankan berkas, termasuk komputer,” ungkapnya, Rabu (15/2/2023).

Genangan paling parah terjadi di empat lokal, yakni kelas 1, 2 dan 4. Bahkan, tiga kursi di ruang kelas 4 sempat terbawa arus air karena saking derasnya. Sedangkan, ruang lain masih aman karena pintu kelas bisa segera ditutup.

“Lokasi madrasah kami berjarak sekitar 500 meter dari Sungai Sekayu. Jadi setiap kali hujan agak lama dan lebat, pasti terdampak banjir,” imbuhnya.

Kondisi tersebut diamini Sri Puji Hidayati, Wakil Kurikulum MIN 6. Menyikapi situasi tersebut, saat subuh dia meminta 236 siswanya belajar di rumah. Sedangkan para guru, tetap masuk dan membersihkan sejumlah ruang sekolah. Termasuk mengamankan berkas atau dokumen penting lainnya.

“Bersama 20 guru dan tenaga kependidikan lainnya, kami segera membersihkan empat ruang. Karena sudah mulai surut airnya,” imbuhnya.

Kepala Kantor Kemenag Ponorogo, Moh. Nurul Huda saat mendengar kronologis banjir dari Kepala MIN 6 Ponorogo, Agus Prawoto, usai evakuasi madrasah, Rabu (15/2/2023).

Sejak pagi, kata Puji pihaknya bersama puluhan guru lain segera memantau perkembangan banjir di sekolah. Meski genangan air masih setinggi paha orang dewasa, pihaknya tetap siaga dan mengamankan barang-barang yang ada.

“Sekitar pukul 10.00 WIB, kondisi air sudah mulai surut. Kami membersihkan empat ruang. Tiga ruang kelas, dan satu ruang kepala madrasah. Untuk lantai 2 masih aman, ada ruang laboratorium, perpustakaan dan satu ruang kelas. Semoga hujannya segera reda,” paparnya.

Merespon kondisi tersebut, Kepala Kantor Kemenag Ponorogo Moch. Nurul Huda menyampaikan kondisi banjir yang dialami MIN 6 Ponorogo saat ini menjadi pekerjaan rumah bersama.

Artinya, dengan lokasi sekolah yang sudah menjadi langganan banjir itu pihaknya tidak bisa serta merta memindah lokasi madrasah. Yang paling memungkinkan yakni dengan mencari solusi, bagaimana agar titik sekolah tidak terdampak saat banjir tiba.

“Dari laporan kepala madrasah, alhamdulillah tidak menimbulkan kerugian dalam jumlah besar. Komputer dan dokumen sekolah, sudah diamankan. Untuk siswa sementara masih belajar di rumah, mungkin besok sudah bisa masuk lagi,” terangnya saat mengunjungi madrasah pasca surut.

Huda berencana akan berkomunikasi dengan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko terkait kondisi tersebut. Sehingga, kedepan proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan baik tanpa gangguan banjir. (daz)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page