bintangpena.com -Ponorogo- Setelah puluhan tahun beroperasi, warung remang Pasar Janti, Ngrupit Ponorogo ditutup. Pemerintah Desa (Pemdes) setempat akan merevitalisasi pasar, sebagaimana fungsi asli pasar untuk bertransaksi ekonomi.

Kepala Desa Ngrupit, Suherwan mengatakan saat ini Pemdes sedang menyiapkan peraturan desa (perdes) terkait kebijakan tersebut. Menurutnya, revitalisasi harus segera dilaksanakan mengingat kondisi pasar saat ini sudah beralih fungsi. Yakni sebagai tempat transaksi bisnis esek-esek. Bahkan, situasi tersebut sudah berjalan sejak puluhan tahun.

“Kami tidak ingin Desa Ngrupit, terkenal hanya gara-gara Pasar Janti. Semua bangunan ini akan kami ratakan tanah,” katanya saat mengunjungi Pasar Janti, Kamis (19/1/2023).

Pasar Janti, yang luasnya mencapai lebih dari dua hektar saat ini dihuni sedikitnya 30an warung kopi dan usaha kuliner. Biasanya, para Wanita Pekerja Seks (WPS) menjajakan jasa mereka di warung-warung tersebut. Tidak heran jika di sejumlah warung tersedia kamar-kamar, atau skat yang berfungsi untuk bertransaksi.

Bentuk bangunannya pun, sudah berubah menjadi lebih kumuh dan tidak sehat. Banyak bilik-bilik, dan kamar seperti tempat kos-kosan. Bahkan lebih mirip seperti kawasan lokalisasi.

“Kami sudah peringatkan, agar bagi pengusaha warung kopi yang bukan warga kami agar segera pulang ke rumah masing-masing. Kedepan Pasar Janti akan dikuasai BUMDes,” paparnya.

Kepala Desa Ngrupit, Suherwan.

Sedangkan bagi warga Desa Ngrupit, lanjut Suherwan akan difasilitasi jika memang masih menginginkan untuk membuka warung di lokasi tersebut.

Kapan revitalisasi akan dilaksanakan, mantan pegawai Rumah Tahanan (Rutan) kelas IIB Ponorogo itu menyampaikan saat ini melalui Dana Desa (DD) pihaknya sudah menyiapkan Rp 25 juta untuk meratakan puluhan bangunan tersebut dengan tanah.

Sedangkan untuk pembangunan fisik, saat ini Suherwan sudah menyiapkan market place di titik tersebut. Rencananya akan ada Pasar Sayur serta kuliner lainnya.

Camat Jenangan, Erni Haris mengatakan pihaknya mendukung penuh kebijakan yang dipilih Suherwan. Bahkan, sebagai Ketua Tim Verifikasi APBDes Erni menyetujui rencana renovasi pasar tersebut.

“Dari yang saya lihat, selama ini pasar tersebut sepi. Semoga dengan adanya renovasi, nantinya bisa lebih produktif. Mungkin bisa di sulap jadi pasar wisata, desa wisata atau lokasi bisnis lainnya yang lebih menjanjikan prospeknya,” paparnya.

Sementara itu, Sukatmi salah seorang pemilik warung tidak menampik jika mema ada transaksi esek-esek di pasar tersebut. Namun, jika harus di tutup dia berharap agar tetap bisa berjualan meski hanya sebatas warung kopi biasa.

“Kalau saya ikut saja, yang penting bisa berjualan di Pasar Janti. Tidak ada “mbak-mbak” nya juga ndak apa-apa. Asal jangan ditutup,” imbuhnya.

Sukatmi, yang sudah belasan tahun berjualan di Pasar Janti itu mengaku sempat kaget atas kebijakan Pemdes itu. Mengingat tidak ada sosialisasi apapun terkait kebijakan itu. Dia hanya diberitahu untuk berkumpul, dan membahas renovasi pasar di aula Kantor Desa Ngrupit pada Kamis (19/1/2023). (daz)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page