bintangpena.com -Ponorogo- Kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican di Kabupaten Ponorogo overload. Saat ini tercatat ada 29.200 kubik lebih, sampah tertimbun di lokasi seluas 2,5 hektare itu. Padahal, untuk ukuran ideal yakni sekitar dua pertiga dari luas lahan.

Kabid Pengelolaan Sampah dan Pertamanan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, Kamsun mengatakan kondisi saat ini masuk level sangat parah. Mengingat ketinggian timbunan sampah sudah mencapai 10 meter dari permukaan tanah, dengan kedalaman hingga 10 meter dibawah permukaan.

“TPA ini dulu posisinya merupakan jurang, dengan kedalaman 10 meter. Jadi kalau di hitung total ketinggian ada 20 meter dari dasar timbunan,” katanya, Jumat (13/1/2023).

Kondisi itu, kata Kamsun terjadi sejak setahun terakhir. Timbunan sampah sudah mencapai tepi TPA, hingga mepet ke bidang parkir truk pengangkut. Sehingga timbunan itu, berisiko ambruk menimbun lahan disekitarnya.

“Maka dari itu tahun ini jadi batas maksimal timbunan sampah baru. Harus ada teknologi pengolahan sampah, atau tahun depan pemerintah menyiapkan lahan baru,” paparnya.

GENTING : Sejumlah pemulung saat mengumpulkan sampah layak jual di TPA Mrican, Jumat (13/1/2023).

Setiap hari, kata Kamsun sedikitnya ada 80 ton sampah yang dibuang ke TPA. Jenisnya beragam, mulai dari sampah rumah tangga, tanaman, dahan kering, plastik, styrofoam, botol kaca, kayu dan sampah lainnya.

Puluhan ton sampah itu datang setiap hari, selama beberapa tahun terakhir. Jumlahnya hanya bersusut dari daur ulang pemulung, yakni mencapai 25 persen total sampah. Kemudian, ada proses pencairan limbah sampah atau lindi yang hanya sekian persen. Sedangkan lainnya, masih berwujud timbunan.

“Itu kami masih dibantu rekan rekan pemulung, yang memungut sampah layak jual. Itu bisa mengurangi hingga 25 persen, total sampah yang baru masuk,” imbuhnya.

Karena itu, lanjut Kamsun pemerintah harus mengambil sikap tegas terkait kondisi tersebut. Hanya ada dua solusi, yakni pengadaan teknologi pengolah sampah atau pembukaan lahan TPA baru.

Sebelumnya, pemerintah sudah melakukan uji coba alat pengolah sampah menjadi briket. Namun hingga saat ini belum terealisasi dan masih dalam proses lobi.

“Untuk satu tahun depan, mungkin masih bisa bertahan. Tapi tahun berikutnya, kami tidak tahu,” tegasnya. (daz)

 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page